Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-15 08:01:11【Resep Pembaca】636 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(3882)
Sebelumnya: BSI target nilai bisnis emas mencapai Rp100 triliun pada 2030
Selanjutnya: Dari PPKD Jaksel menuju ke Negeri Sakura
Artikel Terkait
- PBB dan mitranya tingkatkan respons pascagempa di Afghanistan
- Pesawat Smart Air tergelincir saat mendarat di lapangan terbang Tiom
- MBG mandiri Kabupaten Penajam berdayakan lingkungan sekolah
- Forum CSR DKI soroti pentingnya dana CSR dalam keberlanjutan usaha
- Pemkab Banyuasin kumpulkan koordinator 34 SPPG evaluasi program MBG
- SPPG Jatijajar jadi model dapur MBG inklusif dan peduli lingkungan
- Penerima manfaat MBG diminta laporkan apabila alergi makanan tertentu
- Halalicious Food Festival sajikan aneka produk halal dan ajang edukasi
- Ahli Ekologi Hewan: NTB jadi daerah penting bagi migrasi burung dunia
- China catat pertumbuhan konsumsi yang stabil di liburan Hari Nasional
Resep Populer
Rekomendasi

SPPG Sawahlunto awasi ketat proses cuci ompreng MBG secara berlapis

Kenali gejala

Konsumsi gluten bagi yang alergi berisiko picu kerusakan pencernaan

PBB siapkan rencana bantuan besar untuk Gaza usai gencatan senjata

BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP

Riset: Kril Antartika enggan konsumsi makanan bermikroplastik

Sebanyak 44 SPPG di Kota Semarang ikuti bimtek sertifikasi halal

Tujuh Kegunaan Ngak Terduga Plastik Wrap dalam Kehidupan Sehari